Network
MANTRA PANDEGLANG - Danar Widianto peserta X Factor Indonesia yang berhasil membawakan lagu "Dulu" ciptaannya hingga viral.
Tidak hanya pandai bernyanyi, Pria kelahiran Purwokerto ini juga piawai dalam merangkai kata-kata bijak berupa quotes penuh makna dan inspiratif.
Hingga Rossa pun memberi julukan pada Danar Widianto dengan sebutan Si Anak Senja.
Meski terlihat sederhana namun untaian kata-kata bijaknya sarat akan makna.
Penyanyi 18 tahun ini biasanya membagikan hasil coretannya lewat Instagram pribadinya
Nampak di laman Instagramnya terdapat judul suku yang mana didalamnya merupakan rangkaian kata-kata Indah.
Dikutip mantrapandeglang.com dari instagram dnr.widianto_ pada Selasa 8 Maret 2022, inilah kumpulan kata-kata bijak penuh makna dari Danar Widianto cocok dijadikan quotes an caption di Media Sosial.
1. Ketika nanti waktu akan tiba, tiba pula kesempatan untuk kita berjuang bersama.
2. Saya tau kemana saya akan berjalan, saya tau dimana saya akan berhenti, namun saya tak tau kerikil mana yang akan saya sandung, dan saya tak tau bagaimana agar tak tersandung.
3. Pada saatnya nanti tubir akan berkata kepada awan, bahwa kita sudah ranum untuk bertempat di tampuk kedewasaan.
4. Mengenang adalah hal yang terseram.
5. Semenjak mengenal kosa kata rindu aku yakin sinonimnya itu kamu.
6. Kita semua bisa salah. Jangan terlalu keras sama diri sendiri.
7. Ada kalanya kita harus berhenti mengalah, ada kalanya juga kita harus berhenti dan mengalah.
8. Jalanin aja dulu, tapi Kalo udah jalan jangan ditinggal yaaa!
9. Putaran membosankan hanya menghilangkan rasa nyaman.
10. Memang beberapa kisah sungguh singkat, tak terduga akan bertemu atau berujung bagaimana.
11. Tegas tak berarti tegar, lembut tak berarti lemah, bahkan pohon kelapa yang kokoh masih roboh tertiup angin, bahkan air yang lembut bisa menghancurkan batu.
12. Ceria adalah aku di depanmu.
13. Tak ada salahnya belajar dari apa yang kita inginkan, atau apa yang telah kita tinggalkan, niat adalah faktor dari segalanya.
14. Rehat sejenak lalu lanjut ke lembar berikutnya.
15. Sejak bersamamu, aku tak perlu lagi menulis puisi. Karna diksi terbaik keluar dari bibirmu, dan rima terindah bersemayam dalam gelak tawamu.
16. Barangkali kedua matamu adalah jendela tempat cahaya kasihku menyilau hingga kupaatikan takkan ada air mata yang mengembun dibaliknya.
17. Kita hidup di era kerasnya alam semesta, yang tak mau mengalah dengan egonya masing-masing, yang kita bisa hanya bertahan dan ikuti jalannya.
18. Sendiri memang siapa yang mau? Tapi sendiri itu juga pilihan, pilihan untuk cari yang paling tepat, pilihan untuk cari yang tulus, pilihan terakhir karena ngga laku.
19. Sekelebat duniaku paling indah, sekejab menjadi suram.
20. Aku jatuh hati, pada hati yang tak pernah jatuh padaku.
21. Kamu rengkuh inginmu tanpaku, biar aku menikmati ringkih tanpamu.
22. Sekilas datang namun sekejap hilang ditelan kelam.
23. Pekat malam gelapkan wajah menawan, terteguh menunggu tak kunjung muncul, hanya bayang yang menyatu dengan kelam.
24. Bersimpati dengan diri sendiri, pikirkan jiwa yang esok mati, menyadarkan rasa di ujung teras.
25. Renta senja mengajak kopi ditengguk, melayak resah bersumbu batin, membeka jiwa untuk selalu tenang.
26. Hidup ini memamng Fiksi, seringkali hanya Imajinasi.
27. Janganlah tertawa melihat orang terjatuh, sebab tidak ada suatu yang jatuh disengaja, tetapi bersyukurlah kepada Tuhan karena kita sendiri tidak jatuh.
28. Tidak ada hang salah dengan CINTA. Karena ia hanyalah sebuah kata dan kita sendirilah yang memaknainya.
29. Dari hal-hal baik, aku belajar mengucap syukur. Dari hal-hal buruk, aku belajar menjadi kuat.
30. Dunia ini adalah panggung. Tetapi banyak aktor yang memerankannya dengan buruk.
31. Mengukap sebuah perasaan memang butuh sebuah keberanian, namun memang tidak semua insan berani tuk sekedar mengutarakan.
32. Bernostalgia pada zaman yang telah lalu, membuat kita ingin mempresentasikan lagi pada zaman yang kita pijak kini.
33. Memperbaiki keadaan itu lebih baik daripada mengeluh dan mencelah situasi yang kita hadapi.
34. Jika Anda tidak dapat menjelaskan suatu hal secara sederhana, itu artinya Anda belum cukup paham.***
