Network
MANTRA PANDEGLANG – Update spoiler manga Jujutsu Kaisen Chapter 151 yang akan segera dapat dibaca online karena perilisannya sudah dekat.
Penggermar bisa baca manga spoiler Jujutsu Kaisen Chapter 151 dan untuk baca komik lengkapnya bisa dmenggunakan platform Manga Plus dan VIZ Media.
Ringkasan lengkap Jujutsu Kaisen Chapter 151 akhirnya telah disusun berdasarkan bocoran dan spoiler manga.
Baca Juga: Baca Manga Jujutsu Kaisen Chapter 151 Online ini Ringkasan Spoiler dan Pratinjau Chapter 152
Bagi mereka yang bersedia mengambil risiko, dapat melanjutkan dan membaca ringkasan detailnya dilansir mantrapandeglang.com dari blocktoro pada 5 Juni 2021.
Baca manga Jujutsu Kaisen Chapter 151 Spoiler Ringkasan Lengkap
Ringkasan Jujutsu Kaisen Chapter 151
Jujutsu Kaisen Chapter 151 Judul: "Persiapan Sempurna Bagian 4"
Naoya disebut penyihir jenius sejak muda, dan begitu dia mendengar cerita tentang bagaimana Toji gagal, dia pergi untuk melihat betapa menyedihkannya dia. Ketika dia melihatnya, matanya tajam.
Kilas balik yang menunjukkan itu berakhir, dan Naoya memukul Maki dengan rentetan pukulan, sementara dia menghitung, dan melewatkan angka.
“Kamu bukan Toji-kun!!” – Bagi Naoya, satu-satunya orang di level yang sama dengan Toji adalah Gojo, jadi dia tidak percaya Maki bisa mencapai level itu; jika ada yang bisa, itu dia.
Maki mulai merasa terpojok, karena semakin banyak hit yang berhasil Naoya sambungkan, semakin cepat ia dapatkan, berkat cara kerja tekniknya.
Maki mengambil postur sumo yang disebut shiranui-gata (yang lebih fokus pada pelanggaran) – “Ayo, aku akan memelukmu.”
Naoya melihat ini saat dia ingin mengakhiri segalanya dengan serangan frontal. Dia menghindarinya dan bergerak untuk menyerangnya dari belakang, tetapi ketika dia cukup dekat, Maki memiliki pukulan balasan langsung ke wajahnya.
Berkat "tubuh barunya", dia mengetahui bahwa tekniknya membagi gerakan dalam 1 detik menjadi 24 frame, dan berhasil memprediksinya dengan itu.
Naoya berteriak bahwa dia palsu, tetapi ditinju tepat di tengah-tengah penghinaan. "Maaf. Bisakah kamu mengatakan itu lagi?”.***
