KKN di Desa Penari Jadi Film Terlaris Sepanjang Masa, Begini Sejarah Mencekam Perfilman Horor Indonesia

23 Mei 2022, 20:40 WIB
Para pemain KKN di Desa Penari sedang bermain ular tangga, dalam acara promosi filmnya /Tangkapan layar Instagram @kknmovie/

MANTRA PANDEGLANG - Berbicara tentang perfilman Indonesia, Film horor selalu mendapatkan tempatnya sendiri.

Terbukti 19 Mei lalu, film KKN di Desa Penari resmi dinobatkan menjadi salah satu film horor terlaris sepanjang masa.

Sejak pemutaran perdananya pada 30 Mei lalu, film KKN di Desa Penari telah menembus angka 7 juta penonton dan masih bertambah hingga saat ini.

Baca Juga: Bocoran Trailer Cinta Setelah Cinta Malam ini dan Siaran Langsung Nonton TV Online

Bahkan kepopuleran KKN di Desa Penari mampu bersaing dengan film sekelas Marvel, Doctor Strange 2 in the Multiverse of Madness saat itu digadang-gadang akan menjadi film populer setelah pandemi

Tak hanya itu saja, kesuksesan film KKN di Desa Penari tersebut bahkan mampu menggeser dua film yang sebelumnya sempat menjadi salah satu film Indonesia yang paling banyak ditonton, Yakni Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 dan Dilan 1990

Tetapi apakah Anda tahu perjalanan film horor di Indonesia? Ternyata, film horor di Indonesia memiliki sejarah panjang.

Di mana, dalam sejarahnya yang panjang ini, film horor di Indonesia sempat mengalami "mati suri". Seperti genre film lainnya di Indonesia.

Baca Juga: Trailer dan Poster 'Broker', Film Korea Pertama yang Dibuat Oleh Sutradara Jepang Hirokazu Koreeda

usut punya usut, film bergenre ini pada awal kemunculannya memiliki cerita dan visual yang lebih menakutkan dibandingkan dengan sekarang.

Anda mungkin tidak pernah bisa lupa dengan Film horor dengan judul "Beranak dalam Kubur" dari Suzanna yang hitz era 80an, atau film "Suster Keramas" yang ikonik dengan komedi dewasa.

Meski tidak seseram masa lalunya, dan terlepas dari sisi sensual di dalamnya, film bergenre horor ini tetap diminati setiap kalangan.

Hal itu karena masyarakat Indonesia sangat suka sekali dengan hal berbau mistis dan film bergenre ini juga memberikan rasa penasaran.

Lalu, sejak kapan kemunculan film horor di Indonesia? Berikut perjalanan sejarah perfilman Horor Indonesia dari masa ke masa yang telah dirangkum mantrapandeglang.com rangkum dari berbagai sumber pada Senin, 23 Mei 2022.

Film bernuansa seram yang paling pertama di Indonesia berjudul Doea Siloeman Oeler Poeti en Item (1934) yang berkisah tentang dua siluman yang ingin menjadi manusia.

Film yang disutradarai ini oleh Then Teng Chun dan diproduksi oleh Cino Motion Pictures ini menjadi film kedua di Indonesia setelah film pertama Indonesia yakni Loetoeng Kasaroeng (1926).

Kemudian di rentang 1940 sampai 1941, pasar perfilman horor mulai mendominasi, dimana perusahaan Then Teng Chun yakni Java Industrial Film, berhasil memproduksi 15 film. Salah satunya berjudul Tengkorak Hidoep (1941) karya Tjoe Hock.

Film ini sangat laku di pasaran. Selain karena efek petir dan tengkorak begerak, kisahnya juga menarik, yakni tentang perjalanan seorang pendekar ke pulau angker.

Namun film horor sempat meredup dimasa penjajahan Jepang dan bersinar kembali pada tahun 1971. Dengan ditandai oleh rilisnya film Lisa karya M Syariefudin dan Beranak Dalam Kubur karya Awaludin dan Ali Shahab.

Dari film Beranak Dalam Kubur, legenda perfilman horor Indonesia, Suzanna memulai debutnya. Keuntungan besar-besaran pun berhasil diraih oleh film Beranak dalam Kubur yang menghasilkan Rp72 juta selama penayangan filmnya.

Bahkan tak tanggung-tanggung, ada 22 judul film horor bermunculan pada 1972 sampai 1980, lalu berlanjut di 1981 sampai 1991.

Setidaknya 84 judul film horor yang ada, dan 16 di antaranya dibintangi Suzanna.

Kemudian era 1970-1990an, horor identik dengan seks, kekerasan, dan komedi dewasa.

Bahkan berbagai adegan panas berani dilakoni Suzanna ditambah komedi khas bang Bokir menjadi bumbu lucu di dalamnya,

film-film seperti Sundel Bolong (1981), Nyi Blorong (1982), Malam Jumat Kliwon (1986), Ratu Buaya Putih (1988) dan Wanita Harimau (1989) sukses di pasaran.

Kemudian bumbu seks dan komedi pun semakin menggila di era film horor era milenium. Tak tanggung-tanggung, Artis film porno luar negeri diajak juga sebagai pemeran film-filmnya horor Indonesia.

Seperti Rin Sakuragi di film Suster Keramas (2009), Maria Ozawa dalam Hantu Tanah Kusir (2010), Sora Aoi dalam Suster Keramas 2 (2011), Tera Patrick di Rintihan Kuntilanak Perawan (2010), dan Sasha Grey dalam Pocong Mandi Goyang Pinggul (2011).

Disisi lain, acara-acara horor pun bermunculan di televisi dan booming, seperti Pemburu Hantu, Uka-Uka dan Dunia Lain.

Saat pertelevisian mulai menguasai dunia horor, Jose Poernomo dan Rizal Mantovani mengambil sudut yang berbeda.

Mereka berdua justru memproduksi film horor dengan judul Jelangkung (2001). Film ini berhasil mendatangkan 1,5 juta penonton di seluruh Indonesia.

Film horor ini pun berhasil menyaingi kesuksesan Petualangan Sherina (2000) karya Riri Riza saat itu.

Tak hanya itu saja, film-film horor yang menampilkan tempat-tempat seram tertentu juga bermunculan.

Beberapa tempat wisata misteri pun diangkat dalam film, seperti dalam film Hantu Jeruk Purut (2006), Rumah Kentang (2012), Mall Klender (2014), ataupun Taman Langsat Mayestik (2014).

Baca Juga: Netizen Menduga Bahwa Foto Jennie BLACKPINK dan V BTS Merupakan Editan

Beberapa tahun terakhir, Romansa film horor masa lalu mencoba diangkat kembali. Salah satunya adalah film tahun 1982 yang kembali dibuat oleh sutradara Joko Anwar, yakni Pengabdi Setan.

Film Pengabdi Setan (1982) disutradarai oleh Sisworo Gautama Putra. Joko Anwar begitu berambisi sampai mengejar izin produksi ulang film ini selama 10 tahun lamanya.

Usaha Joko Anwar pun tak sia-sia, terbukti 4,2 juta penonton mau menyaksikannya. Bahkan Joko Anwar mengumumkan bahwa Pengabdi Setan tayang di 42 negara, termasuk Belanda, Singapura, Thailand, Spanyol, dan Taiwan.

Keberhasilan Joko Anwar bukan tanpa alasan. Selain karena perkembangan teknologi yang semakin pesat untuk mewujudkan imajinasi, masyarakat juga rindu dan ingin tahu dengan film horor masa lalu.

Selain Pengabdi Setan, juga ada Danur: I Can See Ghost pada 2017 yang juga sukses sebelumnya dengan 2,7 juta penonton selama penayangan dan masih banyak film horor lainnya.

Kedua film tersebut menjadi bukti film horor Indonesia mulai membaik kualitasnya. Tidak menampilkan kesan seks sama sekali, horor tetap dapat dinikmati sebagai salah satu genre favorit penikmat film horor Indonesia.

Kesuksesan perfilman horor Indonesia pun kembali mendapatkan masa jayanya di tahun 2022 ini.

Dimana thread viral Simpelman berjudul "KKN di Desa Penari" di angkat menjadi film layar lebar dan tembus 7 juta penonton di bioskop.

Bahkan tahun ini, perfilman Indonesia akan dibanjiri dengan film-film horor lain yang pasti akan membuat bulu kuduk berdiri.***

Editor: Ajeng R H

Tags

Terkini

Terpopuler